INSPIRASI SULTRA.COM, RAHA-Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tangka Liwu Desa Madodo Kecamatan Kontunaga, mampu menunjukkan kinerjamya di tengah fenomena BUMDes yang mati suri.
BUMDes yang diketuai oleh Kuslamin ini mampu.mengembangkan budidaya tanaman bawang merah di atas perbukitan berbatu Desa Madodo seluas 8.000 meter persegi.
Sabtu (13/9) bawang merah yang telah dibudidayakan selama kurang lebih empat bulan ini memasuki fase panen. Bupati Muna, H Bachrun Labuta hadir dalam acara panen raya tersebut bersama Wakil Bupati Muna, La Ode Asrafil Ndoasa, Ketua TP PKK Muna, Hj Leomo Bachrun, Forkopimda dan para kepala OPD lingkup Pemkab Muna.
Bachrun Labuta sangat mengapresiasi upaya BUMDes Tangka Liwu yang telah memanfaatkan dana ketahanan pangan di desa untuk kegiatan budidaya tanaman bawang merah. “Saya mau agar setiap jengkal tanah di Muna bisa menghasilkan uang,”harap Bachrun.
Orang nomor satu di Kabupaten Muna ini menegaskan bahwa dana ketahanan pangan yang dikelolah BUMDes harus berputar (revolving), sehingga kegiatan ketahanan pangan di desa bisa lebih masif (luas) lagi dan memberi dampak pada peningkatan ekonomi masyarakat desa.
Terkait kendala air, Bachrun menyarankan agar dibangun embung untuk digunakan di musim kemarau, mengingat komponen batuan induk di Pulau Muna adalah batu kapur. “Kalau pengeboran dilakukan sampai pada kedalaman 100 meter kemudian tidak digunakan untuk beberapa saat, maka pompanya rawan tersumbat karena terjadi pengapuran, sehingga pompa air itu tak bisa digunakan lagi. Itu yang terjadi di Kota Muna saat ini,”terangnya.
Sementara itu Kepala Desa Madodo, Anas Boy mengungkapkan, wilayah Desa Madodo cocok untuk budidaya bawang merah dan tomat. Ia berharap, budidaya bawang merah ini tak hanya dilakukan oleh BUMDes, namun dapat dilaksanakan juga oleh kelompok masyarakat.
Ketua BUMDes Tangka Liwu, Kuslamin mengungkapkan, budidaya bawang merah di Desa Madodo menggunakan varietas Thailand Nganjuk (Tajuk) di bawah bimbingan tenaga teknis dan pendamping Desa Madodo.
Ia menerangkan, kegiatan ini menggunakan pola kemitraan BUMDes dan petani desa setempat dengan sistem bagi hasil, 50 persen untuk petani, 40 persen untuk BUMDes dan 10 persen untuk tenaga pendamping teknis.
Kegiatan budidaya bawang merah ini kata dia, dirintis sejak bulan Mei yang diawali dengan kegiatan pembukaan lahan, pembuatan bedeng, penanaman dan pemeliharaan hingga memasuki fase panen. “Kurang lebih empat bulan para petani bekerja di lahan ini,”ucapnya.
Untuk budidaya bawang diatas lahan seluas 8 ribu meter persegi ini, menggunakan bibit kurang lebih 400 kg bawang. “Anggaran yang kami gunakan sudah mencapai Rp 220 juta untuk dua musim tanam,”sebutnya.
Selanjutnya, BUMDes akan melakukan evaluasi untung rugi kegiatan budidaya bawang merah ini. “Kalau tidak menghasilkan untung maka kami akan ubah pola tanam, dari dua kali setahun menjadi tiga kali setahun,”ucapnya. (TIM REDAKSI)
Comment